Senin, 24 Agustus 2009

Pembelajaran Sejarah Kontroversial di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di SMA N1 Banjarnegara)

Sari Skripsi pada Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 2008
Tsabit Azinar Ahmad
Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Program Pascasarjana UNS
Pembelajaran sejarah kontroversial senantiasa ada dalam pelajaran sejarah, tetapi dalam pelaksanaannya masih belum optimal. Hal ini memunculkan berbagai permasalahan dalam praksis pembelajaran sejarah di sekolah. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) mengapa SMA N 1 Banjarnegara melaksankan pembelajaran sejarah kontroversial, (2) apa kendala-kendala yang ditemui oleh guru sejarah dalam mengajarkan sejarah yang bersifat kontroversial di SMA N 1 Banjarnegara, (3) bagaimana upaya yang dilakukan guru sejarah untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengajaran sejarah yang bersifat kontroversial, serta (4) bagaimana alternatif pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengajarkan materi sejarah yang bersifat kontroversial. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menjelaskan pelaksanaan pembelajaran sejarah kontroversial di SMA N 1 Banjarnegara, (2) mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemui oleh guru sejarah dalam mengajarkan sejarah yang bersifat kontroversial di SMA N 1 Banjarnegara, (3) menganalisis upaya yang dilakukan guru sejarah untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengajaran sejarah yang bersifat kontroversial, serta (4) merumuskan alternatif pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengajarkan materi sejarah yang bersifat kontroversial. Dengan demikian, secara teoretis tulisan ini diharapkan menjadi satu kajian ilmiah tentang pembelajaran sejarah kontroversial di sekolah dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas tentang adanya perubahan dalam sistem pendidikan sejarah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil penelitian di SMA Negeri 1 Banjarnegara. Informan dalam penelitian ini adalah guru sejarah di SMA Negeri 1 Banjarnegara dan beberapa siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara yang mendapatkan materi sejarah kontroversial (kelas XI IPA dan XII IPS). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu (1) wawancara, (2) pengamatan/observasi, dan (3) dokumentasi. Analisis yang dilakukan menggunakan model analisis model interaktif. Analisis data kualitatif terdiri atas alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembelajaran untuk peristiwa sejarah yang bersifat kontroversial telah diterapkan di Sekolah Menengah Atas. Ada tiga hal yang mendorong pelaksanaan pembelajaran sejarah kontroversial, yakni dari aspek sekolah, kemandirian guru dan kemampuan peserta didik yang baik. Ada dua jenis sejarah kontroversial yang diajarkan di SMA, yakni sejarah kontroversial nonkontemprer dan sejarah kontroversial kontemporer. Salah satu materi yang kontroversial yang telah diajarkan adalah materi yang membahas peristiwa Gerakan 30 September dan Supersemar. Materi tersebut diajarkan pada program IPS di kelas XII semester I dan di program IPA di kelas XI semester II.

Ada beberapa kendala yang ditemui guru sejarah dalam pembelajaran sejarah kontroversial. Kendala-kendala tersebut dapat dipilah menjadi tiga, yakni kendala dalam aspek perencanaan pembelajaran, kendala dalam pelaksanaan pembelajaran, dan kendala dalam aspek atau komponen pendukung lainya. Kendala-kendala yang ditemui dalam kelas sejarah secara umum dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni (1) faktor intern dan (2) faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam ilmu sejarah, yakni adanya perubahan dalam corak historiografi Indonesia posreformasi. Faktor kedua adalah faktor ekstern yakni faktor-faktor luar yang berasal dari luar sejarah yang memengaruhi sejarah dan pendidikan sejarah.

Upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam aspek perencanaan adalah guru mencoba untuk mengembangkan silabus yang telah disusun oleh pusat kurikulum dalam perencanaan, upaya pencarian sumber-sumber baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, mencoba untuk tidak terpengaruh terhadap kebijakan pemerintah yang menimbulkan banyak kebingungan, selain itu guru juga mengembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memaksimalkan potensi yang telah dimiliki dan pembelajaran berbasis ICT untuk memudahkan pencarian sumber dan peningkatan motivasi.

Salah satu alternatif yang dilakukan guru untuk mewujudkan kesadaran kritis peserta didik tentang suatu peristiwa sejarah adalah dengan melakukan perubahan dalam pendekatan dari pendekatan konvensional menjadi pendekatan kritis. Pendekatan kritis dalam pembelajaran sejarah adalah suatu pendekatan yang bersifat menyeluruh dalam mengulas suatu peristiwa sejarah. Pendekatan ini menekankan pada empat aspek, yakni kausalitas, kronologis, komprehensivitas, dan kontinuitas. Pembelajaran sejarah yang bersifat kontroversial harus dilakukan dengan menggunakan prinsip keseimbangan, di mana versi-versi yang muncul harus ditampilkan beserta argumentasinya, tanpa ada pretensi dan subjektivitas. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis peserta didik.

Kemudian untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya dari semua komponen penopang pendidikan sejarah, yakni pemerintah, LPTK/perguruan tinggi, organisasi profesi/keilmuan, praktisi pendidikan,media massa, dan masyarakat melalui strategi top down dan bottom up. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh semua pihak secara serempak menuju transformasi pendidikan sejarah menuju pendidikan sejarah yang memberikan satu pendewasaan masyarakat yang dilandasi kejujuran, bebas dari kepentingan pribadi, dan semangat membangun kesadaran kritis masyarakat, tentang informasi kesejarahan terbaru kepada masyarakat dan praktisi pendidikan.

2 komentar:

  1. like this maz,..

    wah, dapat inspirasi baru bwt calon skripsiku nih,..
    heheeeehmmmm

    BalasHapus
  2. alhamdulillah dapet dukungan teori buat tugas ku terima kasihhhhh....

    BalasHapus